Alasan Maruarar Sirait Minta BTN Ganti Nama Bank

Menteri Perumahan, Maruarar Sirait menghadiri acara Open House Rusunawa Pasar Rumput di Jakarta, Jumat (1/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) diminta untuk mengganti nama menjadi Bank Perumahan Rakyat. Usulan ini datang dari Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Maruarar Sirait atau kerap disapa Ara.

“Saya minta BTN ganti nama menjadi Bank Perumahan Rakyat, agar fokus. Ini sebenarnya jati diri dari BTN. Kita sering kali pakai istilah yang tidak substansi,” kata Menteri Ara, dalam pertemuan di Menara BTN, pekan lalu.

Dalam pertemuan itu, turut hadir Direktur Utama BTN Nixon Napitulu, Menteri Dalam (Mendagri) Tito Karnavian, dan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid.

Secara garis besar, pertemuan membahas soal strategi program 3 juta rumah per tahun yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Ara mengaku telah bertemu dengan Nixon sebanyak enam kali sejak dia dilantik sebagai Menteri PKP. Ara meminta Nixon untuk menjelaskan beberapa permintaan industri yang bisa mendorong Kredit perumahan Rakyat (KPR) di Indonesia.

“Di antaranya pengecualian PPN perumahan 11% untuk perumahan rakyat, PPH 2,5% bisa ilang, retribusi 2,5% juga bisa hilang,” kata Nixon.

Dengan berbagai keringanan tersebut, Nixon menargetkan biaya produksi dari developer bisa dikurangi hingga 21%. Hal ini pun diharapkan bisa menekan harga KPR agar terjangkau bagi masyarakat.

Ara mengatakan berbagai masukan dari industri akan menjadi catatan bagi pemerintah. Ia yakin pemerintah bersama BTN bisa mengentaskan berbagai permasalahan tersebut

Ia mengatakan fokus kementeriannya saat ini adalah merealisasikan program 3 juta rumah per tahun yang akan mulai dilakukan pada awal 2025. Perinciannya, 2 juta rumah akan dibangun di desa dan sebanyak 1 juta akan dibangun di perkotaan.

Maruarar mengatakan untuk merealisasikan program 3 juta rumah akan dibentuk dua Dirjen. Sehingga, masing-masing Dirjen dapat fokus dengan pekerjaan dan tugasnya masing-masing.

Sementara itu, Nixon memaparkan BTN sejauh ini sudah mengakadkan KPR untuk 5,5 juta unit, baik melalui pembiayaan rumah subsidi, non-subsidi, KPR konvensional, hingga KPR syariah.

Ia menjelaskan ada tren angka KPR yang melonjak dilakukan oleh perempuan, yakni sebanyak 35,5%. Sementara kaum milenial yang membeli rumah pertama sebesar 76,7%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*