Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menggenjot peningkatan produksi liquefied petroleum gas (LPG) di dalam negeri. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi impor.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan pihaknya akan melihat lapangan-lapangan migas mana saja yang masih mempunyai sumber gas dengan kandungan campuran Propane (C3) dan Butane (C4). Khususnya yang dapat dijadikan sebagai produk LPG. “Ya kita ingin produksi LPG dalam negeri lebih banyak. Ya kita lihat ya (C3 dan C4),” kata Dadan dikutip Jumat (23/8/2024).
Dadan belum dapat memastikan seberapa besar produksi LPG dalam negeri yang dapat digenjot. Namun yang pasti pihaknya saat ini tengah menyusun program-program peningkatan produksi LPG. “Kita lagi menyusun persiapan program untuk apakah bisa produksi LPG lebih banyak di dalam negeri,” kata dia.
Sebelumnya, Bahlil Lahadalia mengungkapkan bakal menggenjot produksi minyak dan gas (migas) siap jual atau lifting dalam negeri usai dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Bahlil menggantikan posisi Arifin Tasrif yang terkena reshuffle kabinet.
Bahlil membeberkan di sisa waktu pemerintahan kurang dari dua bulan ini, pihaknya akan fokus melakukan optimalisasi peningkatan lifting minyak di dalam negeri. Mengingat lifting minyak dari tahun ke tahun selama ini terus mengalami penurunan.
“Arahan Bapak Presiden Jokowi dan Bapak Presiden Pak Prabowo, menyangkut dengan strategi penyiapan untuk meningkatkan lifting, minyak kita, yang sekarang terus menerus turun,” kata Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Senin (19/8/2024).
Selain peningkatan lifting minyak, ia juga bakal menyiapkan beberapa lokasi yang akan digunakan untuk hilirisasi gas LPG. Pasalnya, selama ini Indonesia bergantung pada impor LPG.
“Karena LPG kita kan impor terus. Nah ini yang kita akan lakukan bekerja sama dengan SKK Migas, dengan Pertamina, dan Kementerian ESDM. Pak Arifin sudah merintis, tinggal saya melanjutkan,” ujarnya.
Adapun, guna merealisasikan peningkatan produksi di sektor hulu migas, Bahlil bakal melakukan sejumlah perbaikan dari sisi regulasi. Sehingga hal ini akan berdampak pada iklim investasi migas di Indonesia.