Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia mengalami inflasi 0,08% (month to month/mtm) pada Oktober 2024. Inflasi ini terjadi setelah IHK tercatat deflasi selama lima bulan beruntun.
Adapun, inflasi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,71% dan inflasi kalender (year to date) sebesar 0,82%.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia A. Widyasanti mengungkapkan inflasi Oktober 2024 mengakhiri deflasi selama lima bulan beruntun.
“Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar perawatan pribadi dan jasa lainnya inflasi 0,94% dan memberi andil inflasi 0,06%,” kata Amalia, Jumat (1/11/2024).
Adapun, komoditas dominan dorong inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan yang beri andil 0,06%. Inflasi bulanan ini didorong oleh inflasi inti dan didorong oleh emas serta lauk pauk dan minyak goreng.
Sebanyak 28 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sedangkan 10 provinsi mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Maluku sebesar 0,65%. Sementara itu, deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara sebesar 1,65%.
Inflasi ini sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 15 institusi. Konsensus pasar memperkirakan IHK Oktober 2024 mengalami inflasi tipis sebesar 0,03%. Inflasi dipicu oleh kenaikan bahan pangan.