Dalam perjalanan hidup berumah tangga, wajar jika kita kadang melakukan kesalahan dalam mengelola keuangan. Dari kesalahan-kesalahan tersebut, kita bisa belajar dan menjadi lebih bijaksana ke depannya. Namun, ada tujuh kesalahan finansial yang sebaiknya Anda hindari karena dapat menimbulkan masalah serius di kemudian hari.
Masalah yang dimaksud bisa berupa jeratan utang hingga kegagalan finansial yang fatal, bahkan bisa menciptakan generasi sandwich baru.
Karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui kesalahan-kesalahan ini sejak dini agar tidak terjerumus di masa depan.
Berikut adalah tujuh kesalahan finansial yang bisa membahayakan masa depan keluarga Anda:
Pinjam duit tanpa sepengetahuan pasangan
Tanpa adanya perjanjian pisah harta, setiap utang yang diambil oleh salah satu pasangan menjadi tanggung jawab bersama. Lebih dari itu, utang juga bisa diwariskan kepada ahli waris, yaitu pasangan atau anak.
Berutang tanpa sepengetahuan pasangan bisa menjadi masalah besar, terutama jika utang tersebut tidak segera dilunasi.
Diam-diam menanggung biaya hidup orang tua atau adik
Setelah menikah, pengeluaran tentu akan lebih besar dibandingkan saat masih lajang. Jika salah satu pasangan memiliki tanggung jawab untuk menanggung biaya hidup orang tua atau saudara kandung, hal ini perlu dibicarakan jauh-jauh hari.
Wajar jika pasangan merasa keberatan, karena setelah menikah ada banyak tujuan finansial yang ingin dicapai.
Jadi bank tanpa bunga ke kerabat, saudara, atau teman
Sering kali kita mendengar cerita tentang uang yang dipinjam oleh saudara atau teman tidak dikembalikan. Dan yang meminjamkan uang enggan menagih karena merasa tidak enak.
Apa kabarnya jika hal tersebut dilakukan oleh pasangan kita sendiri? Keuangan keluarga tentu bisa bermasalah di kemudian hari.
Memiliki piutang yang tak tertagih bisa berbahaya dari segi finansial, terutama jika jumlahnya cukup besar. Hal ini sama saja dengan kehilangan uang dalam jumlah besar.
Tidak bisa menolak permintaan keluarga dalam kondisi apa pun
Anggota keluarga seharusnya memiliki edukasi finansial yang baik, karena tanpa itu mereka tidak bisa mendukung upaya Anda untuk mencapai kebebasan finansial di masa depan.
Jika keluarga Anda cenderung konsumtif, Anda harus bisa menahan diri dan mengendalikan pengeluaran yang tidak penting.
Beli asuransi buat nabung dana pendidikan
Tujuan asuransi adalah untuk melindungi keuangan Anda dan memberikan kepastian finansial, sehingga jika terjadi musibah yang membuat Anda tidak bisa lagi mencari nafkah, anak Anda tetap bisa bersekolah di tempat yang baik.
Namun tak jarang, materi promosi dari perusahaan atau agen asuransi itu sendiri membuat calon nasabah menjadi salah dalam mengartikan fungsinya, dan menganggap produk yang satu ini sama halnya dengan tabungan.
Tabungan pendidikan berbeda dengan asuransi, sebagai orang tua, Anda tetap perlu mengumpulkan uang secara rutin untuk masa depan anak Anda.
Tidak memiliki jaminan kesehatan
Biaya rawat inap tidaklah murah, dan penyakit bisa datang kapan saja tanpa diduga. Tanpa BPJS Kesehatan atau asuransi, Anda harus merogoh kocek sendiri untuk membiayai pengobatan.
Apa jadinya jika tabungan keluarga terkuras habis karena biaya berobat? Anda mungkin harus berutang atau menjual aset untuk membayar biaya tersebut.
Trading menggunakan uang sekolah anak
Uang sekolah anak adalah pengeluaran yang wajib dipersiapkan ketika Anda berumah tangga dan memiliki anak. Trading, baik itu saham, mata uang asing, atau crypto, adalah aktivitas yang memerlukan modal dan memiliki risiko tinggi.
Jika Anda menggunakan tabungan pendidikan anak untuk trading dan mengalami kerugian, hal ini hanya akan menambah beban finansial Anda di masa depan. Sebaiknya, trading dilakukan dengan menggunakan uang yang tidak dialokasikan untuk kebutuhan jangka pendek atau jangka panjang.