Presiden Argentina, Javier Milei, kini menjadi sorotan. Ia menjadi pemimpin asing pertama yang bertemu dengan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump setelah kemenangan yang diraih pebisnis itu di pemilu 5 November.
Kamis pekan lalu, Milei menjadi tamu khusus di kediaman Trump di Mar-a-Lago. Sebagai bagian dari perjalanan singkatnya ke AS, ia berpidato di acara gala America First Policy Institute di Palm Beach, di mana ia menyebut dirinya sebagai “anarko-kapitalis”.
Milei memang membuat kontroversi dengan kebijakan “gergaji mesinnya” yang kontroversial. Di mana ia memangkas pengeluaran federal dan menata kembali ekonomi Argentina yang carut-marut dengan inflasi gila-gilaan bahkan mencapai ratusan persen.
Di kesempatan di AS tersebut, ia dilaporkan memberikan petunjuk kepada Elon Musk Diketahui bos Tesla dan media sosial X itu akan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), yang baru dibentuk pemerintah Trump.
“Saran saya adalah untuk melakukannya semaksimal mungkin,” kata Milei yang duduk bersama podcaster populer AS Lex Fridman, pendukung Trump, di kesempatan itu.
“Langsung ke intinya, dorong hingga batas maksimal, dan jangan pernah menyerah. Tetap waspada,” tegasnya, sebagaimana dimuat laman Newsweek, dikutip Kamis (21/11/2024).
Pemotongan Anggaran Besar-besaran
Sebagai presiden, Milei memang telah menerapkan pemotongan pengeluaran besar-besaran di Argentina. Ia memberhentikan puluhan ribu pegawai negeri (PNS), menutup setengah dari 18 kementerian negara itu, dan mengurangi pengeluaran negara sekitar 31% dalam 10 bulan pertama masa jabatannya.
Ia pun menyoroti langsung peran Kementerian Deregulasi-nya. Yang menurutnya, menghilangkan antara satu hingga lima pembatasan ekonomi setiap hari.
“Kami memiliki tim yang menghapus undang-undang yang menghambat ekonomi,” kata Milei kepada Fridman.
Sejauh ini, pemerintahnya telah mencabut peraturan perjalanan bus dan udara badan-badan pemerintah. Lalu, ia juga menyederhanakan proses perceraian, mengakhiri kontrol sewa, memangkas anggaran universitas negeri hingga 30%.
Kebijakannya pun mulai mewajibkan penggunaan obat generik yang lebih murah oleh penyedia layanan kesehatan negara. Pemerintahannya juga menyederhanakan penegakan kontrak dalam dolar AS.
Milei mampu melakukan ini meskipun partainya, La Libertad Avanza, hanya memiliki sedikit suara minoritas di kedua kamar Kongres Argentina. Milei meyakinkan Kongres pada bulan Juni untuk memberinya kekuasaan darurat selama setahun dan menyetujui “undang-undang omnibus” yang luas, dengan membangun koalisi ad hoc.
Langkah-langkah ini telah memungkinkannya untuk memenuhi janji kampanye dengan merestrukturisasi pemerintah dan memberlakukan perubahan kebijakan. Tanpa memerlukan persetujuan legislatif untuk setiap inisiatif.
“Saat ini di Argentina, karena keseimbangan politik yang telah kita capai, kekuasaan tertentu telah didelegasikan dari Kongres ke cabang eksekutif, yang memungkinkan kita untuk menyelesaikan masalah melalui dekrit,” kata Milei.
Mengurangi Inflasi Secara Drastis
Kebijakannya kontroversialnya memang membuat inflasi Argentina melambat. Bahkan di Oktober, inflasi bulanan mencapai level terendah sepanjang tiga tahun terakhir, menjadi 2,7%.
Pada bulan September, inflasi mencapai 3,5%. Secara tahunan, inflasi Oktober mencapai 193% dibandingkan dengan 209% di September.
Ketika ia menjabat di Desember, perlu diketahui inflasi bulanan Argentina melonjak hingga 25%. Pemerintahnya sendiri telah berjanji untuk menurunkan inflasi di bawah 3% sebelum akhir tahun.
Kemiskinan yang Terungkap
Namun terapi kejut Milei juga mendorong 5,5 juta orang masuk ke dalam jurang kemiskinan selama enam bulan terkahir. Bahkan, khusus mereka yang berprofesi sebagai guru, dengan lebih dari 70% gaji dipotong, mereka resmi menjadi penduduk miskin Argentina.
Meski begitu, Milei membela kebijakannya. Ia menyatakan kemiskinan di Argentina merupakan konsekuensi dari pemerintahan sayap kiri sebelumnya yang mendominasi negara tersebut selama 40 tahun terakhir.
“Kami tidak menciptakan kemiskinan. Kemiskinan diwariskan,” ujarnya.
“Yang kami lakukan adalah mengungkapnya,” katanya.
Ditiru Trump-Elon Musk
Musk sendiri memang pendukung setia Trump. Ia yang awalnya pembela Partai Demokrat AS, beralih di pemilu ini ke Partai Republik.
Alhasil pekan lalu Trump menunjuk Musk mengepalai DOGE. Ini adalah badan penasihat yang bertugas mengurangi inefisiensi dalam operasi pemerintah.
Diumumkan oleh Trump sebagai landasan strategi ekonominya, Musk mengklaim kelompok tersebut dapat mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan federal sebesar US$2 triliun (Rp 31.892 triliun). Ini sepertiga dari anggaran AS sebesar US$6,75 triliun.
Angka tersebut hampir tidak diyakini oleh ekonom mana pun dapat dicapai tanpa mengurangi utang nasional dan biaya yang terkait dengan pembayaran utang tersebut secara signifikan. DOGE telah menuai kritik dari para analis.
Mereka memperingatkan bahwa pemotongan seperti yang dilakukan Milei dapat membahayakan program dan hak penting yang diandalkan oleh jutaan orang Amerika. Jaminan Sosial, Medicare, perawatan kesehatan veteran, NASA, FBI, dan kedutaan besar AS- semua komponen penting dari anggaran federal- dapat berisiko di bawah pemotongan besar-besaran tersebut.
Musk telah menepis kritik ini. Bahkan dengan mengutip kebijakan fiskal agresif Milei sebagai contoh yang dapat diikuti.
Musk menggambarkan pendekatan Milei sebagai kemajuan yang mengesankan. Rekannya yang juga ditunjuk Trump membangun DOGE, Vivek Ramaswamy, bahkan menegaskan AS membutuhkan pemotongan anggaran besar-besaran seperti yang dilakukan Milei.
Namun, hal itu tidak akan semudah itu dalam praktiknya. Menerapkan kebijakan semacam itu di AS akan menghadapi tantangan legislatif yang signifikan, tidak seperti di Argentina di mana tempat Milei sangat bergantung pada keputusan eksekutif untuk mendorong reformasi.