Sosok Carl Icahn, Jadi Orang Terkaya Berkat ‘Rampok’ Perusahaan

Carl Icahn
Foto: Reuters/ Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia – Investor miliarder Carl Icahn dan perusahaannya kedapatan menggunakan sekuritas perusahaan sebagai jaminan untuk pinjaman pribadi bernilai miliaran dolar. Akibatnya, ia harus didenda sebanyak $2 juta dolar atau sekitar Rp30,92 miliar.

Melansir CNN.com, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada hari Senin, (19/8/2024) mengatakan Icahn Enterprises, telah menyetujui untuk membayar denda guna menyelesaikan tuduhan yang diajukan oleh regulator AS terkait kegagalan mereka mengungkapkan

Penyelidikan terhadap Icahn dimulai setelah laporan dari Hindenburg Research yang menuduh bahwa “Icahn telah menggunakan uang dari investor baru untuk membayar dividen kepada investor lama. Struktur ekonomi seperti Ponzi ini hanya dapat bertahan selama ada uang baru yang bersedia mengambil risiko menjadi yang terakhir ‘memegang tas kosong.'”

Akibatnya, saham perusahaan investasi Icahn anjlok tahun lalu. Anjlok ya saham Icahn Enterprises (IEP) setelah laporan tersebut mengakibatkan hilangnya $2,9 miliar dari kekayaan bersih Icahn, yang kini diperkirakan Forbes mencapai $14,7 miliar.

Perusahaan Icahn yang berbasis di Sunny Isles Beach, Florida, mengelola berbagai investasi di sektor energi, otomotif, pengemasan makanan, real estat, dan industri lainnya. Icahn sendiri merupakan pemegang saham pengendali IEP dengan kepemilikan sebesar 85%.

Sebelum ramainya putusan ini, Carl Icahn juga sempat menggemparkan dunia investasi. Berikut merupakan kisah investasinya yang kontroversial, dirangkum dari Investing.com:

Kisah Carl Icahn

Carl Icahn lahir pada 16 Februari 1936 di Far Rockaway, Queens, New York. Ia adalah anak tunggal dari seorang ibu yang berprofesi sebagai guru dan seorang ayah yang memiliki beragam pekerjaan, di antaranya sebagai guru, pengacara, dan penyanyi liturgi.

Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah, Icahn melanjutkan pendidikannya di Universitas Princeton, tempat ia meraih gelar sarjana dalam bidang filsafat pada tahun 1957.

Setelah lulus dari Princeton, Icahn melanjutkan studinya di Universitas New York dengan mengambil jurusan kedokteran. Namun, setelah dua tahun, ia memutuskan untuk keluar dan mendaftar di cadangan Angkatan Darat Amerika Serikat.

Setelah menyelesaikan tugasnya di militer, Icahn beralih ke dunia keuangan dan bekerja sebagai pialang saham di beberapa perusahaan sebelum akhirnya mendirikan perusahaan pialangnya sendiri, Icahn and Company, dengan pinjaman sebesar $400.000 dari pamannya.

Langkah besar Icahn dalam dunia bisnis dimulai ketika ia mengambil alih maskapai penerbangan TWA (Trans World Airlines) pada tahun 1985. Sebelumnya, TWA adalah perusahaan yang pernah dikendalikan oleh Howard Hughes.

Setelah akuisisi tersebut, Icahn segera memperluas skala operasi TWA dengan membeli beberapa maskapai regional kecil dengan tujuan meningkatkan profitabilitas.

Pada tahun 1988, Icahn membawa perusahaan tersebut menjadi perusahaan tertutup melalui rencana pembelian kembali saham senilai $650 juta, yang memungkinkan dirinya untuk hampir sepenuhnya mendapatkan kembali investasi sebesar $469 juta yang telah ia tanamkan.

Namun, langkah ini juga membebani TWA dengan utang sebesar $540 juta. Tak lama kemudian, beberapa rute paling berharga milik TWA dijual ke pesaing, yang pada akhirnya melemahkan perusahaan dan memaksanya mengajukan kebangkrutan Bab 11 pada tahun 1992. Icahn kemudian meninggalkan perusahaan tersebut pada tahun berikutnya.

Selama masa transisi tersebut, Icahn bernegosiasi untuk memperoleh voucher tiket pesawat dari TWA sebagai pengganti utang sebesar $190 juta yang dimiliki perusahaan terhadap dirinya.

Karena perjanjian tersebut mencakup ketentuan bahwa ia tidak boleh menjual tiket tersebut melalui agen perjalanan, Icahn kemudian mendirikan LowestFare.com untuk menjual tiket-tiket tersebut secara langsung kepada konsumen.

https://rtpmeja138.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*