WHO Beri Pernyataan Baru soal Wabah Mpox, Bakal Seperti Covid?

The logo of the World Health Organization is seen at the WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Thursday, June 11, 2009. The World Health Organization held an emergency swine flu meeting Thursday and was likely to declare the first flu pandemic in 41 years as infections climbed in the United States, Europe, Australia, South America and elsewhere. (AP Photo/Anja Niedringhaus)
Foto: Logo World Health Organization (WHO) (AP Photo/Anja Niedringhaus)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi kabar terbaru soal cacar monyet (Monkeypox) jenis baru yang kini dikenal dengan sebutan Mpox. Namun, ditegaskan lembaga PBB itu, bahwa Mpox bukanlah “Covid-19 model baru” dan risikonya terhadap populasi umum rendah.

Hal itu dikatakan Direktur Regional WHO Eropa Hans Kluge. Ia menolak Mpox disamakan dengan pandemi virus corona.

“Kita dapat, dan harus, mengatasi Mpox bersama-sama di seluruh wilayah dan benua,” kata Kluge, dikutip CNBC International, Rabu (21/8/2024).

“Apakah kita akan memilih untuk menerapkan sistem untuk mengendalikan dan menghilangkan Mpox secara global? Atau apakah kita akan memasuki siklus kepanikan lain dan kemudian mengabaikannya? Bagaimana kita menanggapi sekarang, dan di tahun-tahun mendatang, akan menjadi ujian kritis bagi Eropa dan dunia,” jelasnya.

Sebelumnya WHO mendeklarasikan Mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global untuk kedua kalinya, setelah di 2022. Ini menyusul penyebaran wabah penyakit dari Republik Demokratik Kongo ke negara-negara tetangganya di Afrika sepanjang 2024 ini.

Mpox sendiri adalah infeksi virus langka yang menyebar melalui kontak dekat dan paling sering ditemukan di Afrika barat atau tengah. Penyakit ini diklasifikasikan dalam dua galur virus yang berbeda atau klade.

Di awal muncul, klade I, menjadi endemik di Afrika tengah, dan diketahui menyebabkan penyakit serta kematian yang lebih parah. Setidaknya 10% orang yang sakit meninggal.

Klade II adalah endemik di Afrika barat. Kelompok virus inilah yang menyebabkan wabah Mpox global pada tahun 2022 dengan infeksi yang tidak terlalu parah, di mana CDC mengatakan bahwa lebih dari 99,9% orang selamat dari strain ini.

Pekan lalu, Swedia menjadi menjadi negara pertama di luar Afrika yang mencatat kasus Mpox jenis baru, dengan varian klade I Mpox terbaru. Ini menjadi tanda baru penyebaran dan perkembangannya di luar benua.

Perlu diketahui, berbeda dengan sebelumnya, peneliti Kongo mengungkapkan bahwa virus jenis baru itu sulit dikenali dan bisa ditularkan oleh seseorang yang tidak menyadari infeksi. Bila di cacar monyet penderita kebanyakan laki-laki gay dan biseksual, kini Mpox juga menyerang anak-anak usia di bawah 15 tahun.

“Fokus pada galur klade I yang baru, juga akan membantu dalam memerangi varietas klade II yang tidak terlalu parah yang telah menyebar secara global sejak 2022, yang memungkinkan Eropa untuk meningkatkan responsnya melalui saran dan pengawasan kesehatan yang lebih baik,” ujar Kluge lagi.

“Sekitar 100 kasus baru galur mpox klade II kini dilaporkan di wilayah Eropa setiap bulan,” imbuh Kluge.

Mpox menular melalui kontak fisik yang dekat, termasuk kontak seksual. Sejauh ini, belum ada bukti bahwa virus ini menyebar dengan mudah melalui udara.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*